Kenali sumber pertengkaran pasutri. Berbeda pendapat adalah hal yang wajar dalam rumah tangga. Ada saja
topik yang bisa memicu pertengkaran, tapi sumber perselisihan terbesar
dalam pernikahan adalah uang.
Dalam survei bertajuk Money Habit
and Confession Survey yang melibatkan 1000 orang terungkap bahwa
keuangan adalah sumber utama "perang dingin" antara suami istri.
Satu
dari empat partisipan survei mengatakan mereka pernah berpisah dengan
pasangannya gara-gara masalah uang. Selain itu, 58 persen mengklaim
mereka lebih suka melajang dari pada punya pasangan yang tidak
bertanggung jawab secara finansial.
Pertengkaran gara-gara uang
sejak lama memang menduduki peringkat teratas sebagai pemicu keretakan
hubungan. Salah satu alasannya karena masalah ini tidak pernah tuntas
dibicarakan dengan pasangan.
Dalam survei terungkap, 32 persen
responden mengaku tidak tahu berapa gaji pasangannya, dan 4 persen
mengatakan mereka menyembunyikan penghasilannya. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan topik seputar uang jadi topik panas.
Antara lain
karena ada pemisahan harta, terutama ketika suami dan istri sama-sama
bekerja. Faktor lain adalah utang, apalagi jika salah satu pihak
memiliki utang yang lebih besar karena diskusi biasanya akan berujung
saling menyalahkan. Lebih parah lagi jika ternyata jika pasangan
diam-diam mengagunkan harta bersama sebagai jaminan utang.
Komunikasi yang terbuka adalah kunci untuk mengatasi
persoalan-persoalan tersebut. Sebelum menikah seharusnya tema seputar
pengelolaan keuangan keluarga sudah dibicarakan, dari diskusi ini Anda
juga bisa mengenal karakter pasangan, apakah ia termasuk orang yang
boros, kurang peduli, atau justru terlalu berhati-hati dengan uang. Jika perlu miliki perjanjian pranikah agar urusan keuangan masing-masing tidak tercampur.
GAYA BERTENGKAR
MEMPENGARUHI AWET TIDAKNYA HUBUNGAN
Hubungan yang terlalu tenang tanpa pertengkaran bagi sebagian orang
bagaikan sayur tanpa garam. Pertengkaran dengan pasangan bisa jadi
sarana untuk lebih mengenal karakter satu sama lain, bahkan memprediksi
keawetan hubungan.
Kenali mana gaya bertengkar Anda dengan pasangan dan ketahui apa yang harus dihindari agar hubungan tidak berantakan.
Baca juga apa dampaknya jika lama tidak bercinta
- Terus berulang
Setiap pasangan bisa jadi menghadapi masalah yang itu-itu saja dan berakhir dengan pertengkaran. Misalnya si dia sering pulang larut setelah "nongkrong" dengan temannya, atau boros belanja.
Setiap pasangan bisa jadi menghadapi masalah yang itu-itu saja dan berakhir dengan pertengkaran. Misalnya si dia sering pulang larut setelah "nongkrong" dengan temannya, atau boros belanja.
Rasa kesal pada
perilaku pasangan bisa menyebabkan kita sering mengeluh. Pertengkaran
yang berulang-ulang itu bisa jadi timbul karena salah satu merasa tidak
diperhatikan permintaannya, bahkan merasa kurang dihargai," kata Marni
Amsellem, Ph.D, psikolog.
- Dipicu oleh hal kecil
Pertengkaran karena hal-hal kecil, seperti lupa menjemur handuk setelah mandi, bisa jadi hal yang normal. Tapi, penting juga untuk menggali apa yang membuat pertengkaran ini tak perlu terjadi.
Pertengkaran karena hal-hal kecil, seperti lupa menjemur handuk setelah mandi, bisa jadi hal yang normal. Tapi, penting juga untuk menggali apa yang membuat pertengkaran ini tak perlu terjadi.
Seringkali rasa stres,
kelelahan, dan juga lapar, membuat orang mudah kehilangan sabar. Jadi,
daripada ikutan tersulut emosi saat pasangan sedang kesal, cobalah
mengalah dan berempati pada apa yang sebenarnya dihadapi pasangan.
- Kehilangan kontrol diri
Uang dan seks adalah dua sumber pertengkaran yang paling sering. Walau begitu, perbedaan pola asuh anak, masalah dengan mertua atau ipar, bahkan menu makanan, juga bisa menjadi bibit perselisihan.
Uang dan seks adalah dua sumber pertengkaran yang paling sering. Walau begitu, perbedaan pola asuh anak, masalah dengan mertua atau ipar, bahkan menu makanan, juga bisa menjadi bibit perselisihan.
Apa
pun topik masalahnya, waspadalah agar Anda tidak sampai kehilangan
kontrol diri. Mengungkit kesalahannya di masa lalu, memaki dengan kata
kasar, bahkan sampai melakukan kekerasan fisik, adalah hal yang wajib
dihindari saat bertengkar. Kehilangan kontrol diri sesaat bisa membuat
hubungan pernikahan menjadi tidak sehat, penuh dendam dan ketakutan.
- Terlalu serius
Hidup ini jangan terlalu serius agar tidak stres. Demikian juga halnya dengan pertengkaran. Tak perlu membesar-besarkan setiap kesalahan pasangan dan menjadikannya "peluru" saat bertengkar. Cobalah untuk mengeluarkan sisi humor saat berdebat atau membujuk pasangan. Saling mengerti dan mau mengalah adalah kunci hubungan awet.
Hidup ini jangan terlalu serius agar tidak stres. Demikian juga halnya dengan pertengkaran. Tak perlu membesar-besarkan setiap kesalahan pasangan dan menjadikannya "peluru" saat bertengkar. Cobalah untuk mengeluarkan sisi humor saat berdebat atau membujuk pasangan. Saling mengerti dan mau mengalah adalah kunci hubungan awet.
- Melihat ke depan
Bila kita menuruti ego, tentu kita ingin pasangan menerima pendapat kita serta selalu menuruti setiap kemuan. Tetapi, kondisi ini bisa membuat sulit mencapai titik temu. Bila sudah begitu, cobalah untuk melihat jauh ke depan.
Bila kita menuruti ego, tentu kita ingin pasangan menerima pendapat kita serta selalu menuruti setiap kemuan. Tetapi, kondisi ini bisa membuat sulit mencapai titik temu. Bila sudah begitu, cobalah untuk melihat jauh ke depan.
Tanyakan pada diri sendiri apakah apa yang Anda
pertengkarkan saat ini sesuatu yang penting pada tahun mendatang.
Melihat masa depan hubungan Anda memiliki efek positif, termasuk
diantaranya membuat kita lebih mudah bertoleransi pada pasangan.
- Berteriak dan memaki
Jika gaya pertengkaran Anda selalu diwarnai oleh teriakan dan makian, hasilnya bisa sangat merusak. Cobalah ubah gaya bertengkar Anda. Renungkan apakah ada perilaku Anda yang membuat pasangan menjadi terlalu serius atau justru kurang peduli. Perasaan kurang diabaikan lama-kelamaan bisa menyebabkan konflik.
Jika gaya pertengkaran Anda selalu diwarnai oleh teriakan dan makian, hasilnya bisa sangat merusak. Cobalah ubah gaya bertengkar Anda. Renungkan apakah ada perilaku Anda yang membuat pasangan menjadi terlalu serius atau justru kurang peduli. Perasaan kurang diabaikan lama-kelamaan bisa menyebabkan konflik.
Baca juga apa dampaknya jika lama tidak bercinta